Hari Budiyanto, S.Pd

Ibadah, Berjuang, Bekerja dan Berkarya Dengan Ridlo Allah SWT

PTK: Penggunaan Teknik Kuis Aksara Bermakna Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep IPS Pada Siswa Kelas VII B SMP Negeri 1 Mojokerto

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah gabungan/integrasi dari beberapa mata pelajaran (Geografi, Sejarah, Sosiologi dan Ekonomi) menjadi satu kesatuan yang utuh. Oleh siswa IPS diplesetkan sebagai Ilmu Paling Sulit. IPS juga dianggap mata pelajaran yang paling banyak meterinya, paling banyak menghafalnya, paling banyak buku sumbernya, paling banyak ceramahnya, paling banyak mengantuknya jika diterangkan guru, paling banyak ceritanya, dan paling-paling banyak yang lainnya.

 

Pandangan siswa tersebut diperparah lagi dengan metode/teknik penyampaian mata pelajaran yang diterapkan guru yang sangat konvensional, yakni ceramah bervariasi, tanya jawab, diskusi dan pemberian tugas. Guru beranggapan bahwa metode di atas sudah bagus pokoknya guru superiorlah di dalam kelas, tetapi apakah kita ( baca guru) pernah melakukan observasi/wawancara  kepada siswa tentang metode pembelajaran yang bisa meningkatkan pemahaman materi pelajarn IPS dengan baik kepada siswa? Jawabannya tidak pernah, belum pernah, ribet ah, tidak sempat, boro-boro wawancara mengejar menghabiskan materi saja sudah susah kok, siswa kan apa katanya guru, guru kan sumbernya ilmu, dan berbagai macam jawaban yang intinya guru tidak pernah berbuat salah dalam proses pembelajaran.

 

Alih-alih tugas guru sudah sangat padat dengan beban mengajar 24 jam pelajaran, belum lagi membuat rencana pelaksanaan pembelajaran, mengembangan silabus dan indikator, membuat skenario pembelajaran, belum lagi melakukan evaluasi proses dan hasil pembelajaran, belum lagi menganalisis butir soal, belum lagi membuat dan melaksanakan program perbaikan dan pengayaan, belum lagi melaksanakan tugas tambahan sebagai wali kelas,  dan seabrek lagi beban yang harus dipikul guru. Ah, seakan-akan pundak guru tak mampu lagi memikul beban berat tersebut. Ada satu hal yang tidak/belum banyak dilakukan guru atau bahkan tidak pernah, tetapi ini harus dilakukan guru, yakni melakukan penelitian di dalam kelas pembelajarannya  (Penelitian Tindakan Kelas).

 

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah salah satu bentuk pengembangan profesi guru, khususnya ranah penulisan karya tulis ilmiah. PTK merupakan upaya guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas, dengan kata lain obat/terapi  yang dilakukan guru untuk menyembuhkan penyakit (masalah) yang dihadapi guru dan siswa (pasien)  di kelas (rumah sakit) tempat guru mengajar. Dengan PTK guru akan tahu masalah apa saja yang ada di dalam kelas, mencoba untuk mencari solusi dari permasalahan dan kepuasan batin bisa memecahkan masalah di dalam kelas.

 

Teknik Kuis Aksara Bermakna adalah salah satu teknik yang dapat digunakan untuk proses pembelajaran IPS agar tidak monoton dan konvensional. Teknik ini sangat menarik dan menyenangkan karena melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran. Tugas guru hanya sebagai fasilitator dan juri dalam proses pembelajaran, apakah pertanyaan dan jawaban yang dibuat dalam kuis menyimpang dari KD/materi yang dibahas saat itu.

 

Syarat menerapkan teknik kuis aksara bermakna:

1. Ada satu buku sumber untuk setiap siswa, misalnya Buku Sekolah Elektronik, bukankah sekolah sudah ada BOS buku?

2. Guru membuat LKS yang berupa selembar kertas yang sudah dibuat berkolom, misalnya jumlah baris 30, dan kolom 30 (seperti buku kotak-kotak)

3. Baris pertama untuk KD yang akan dibahas pada pertemuan saat itu

4. Baris kedua untuk nama kelompok dan anggotanya

5. Baris keempat untuk identitas inisian (huruf depan dari jawaban kata yang akan dibuat siswa)

6. Baris ke 5 sampai dengan baris ke 25 untuk huruf  jawaban pertanyaan siswa.

7. Kolom pertama buatlah inisial kata yang menjadi jawaban dari pertanyaan yang akan dibuat siswa, kolom ke 2 sampai dengan ke 30 untuk huruf jawaban yang akan dibuat siswa.

8. Baris ke 31 s.d. 50 (garis kolom dihilangkan) untuk kalimat pertanyaan yang akan dibuat siswa.

9. Waktu yang dibutuhkan 2 x 40 menit

 

Langkah-langkah pembelajaran:

1. Pendahukuan: Apersepsi dan motivasi (10 menit)

a. Salam dan presensi

b. Jelaskan KD dan indikator serta tujuan pembelajaran saat itu.

b. Kaitkan KD dengan kehidupan saat ini, atau bernyanyi (ice breaking atau quantum learning)

c. Jelaskan teknik yang akan diterapkan

2. Kegiatan inti: (40 menit)

a. Bagi siswa ke dalam kelompok belajar (masing-masing beranggotakan 6 siswa, yang masing-masing pada saat presentasi berperan sebagai (1) pembaca naskah, (2) pembaca kunci jawaban, (3) penulis skor, (4) penulis kunci jawaban, (5) penentu waktu, (6) penunjuk kelompok wajib jawab dan rebutan) dengan cara berhitung atau lainnya.

b. Kumpulkan siswa sesuai dengan kelompoknya

c. Bagikan LKS yang sudah kita buat kepada masing-masing siswa

d. Persilakan siswa bekerja (membuat pertanyaan dan jawaban pada LKS yang sudah dibuat dan dibagikan guru.

e. Sementara siswa membuat kuis, guru mengamati proses belajar siswa,  pertanyaan dan jawaban tidak boleh menyimpang dari KD atau indikator yang dibahas padapertemuan saat itu.

f. Setelah selesai membuat kuis, tunjuk salah satu kelompok untuk mempresentasikan hasil kerjanya dan persilakan siswa duduk sesuai dengan perannya (butir a).

g. Berikan aturan waktu menjawab pertanyaan 15 detik untuk kelompokwajib jawab dan 10 detik untuk rebutan (seperti cerdas cermat).

h. Berikan skor 100 untuk setiap jawaban benar, dan jika semua kelompoktidak bisa menjawab, maka skor 100 menjadi milik penyaji.

i. Waktu yang dibutuhkan untuk penyajian 20 menit.

j. Setelah selesai semua LKS dikumpulkan guru.

3. Penutup: (10 menit)

a. Refleksi: buat pertanyaan kepada siswa kesan apa yang dirasakan siswa pada saat mengikuti pelajaran saat itu?

b. Buatlah koreksi terhadap jalannya pembelajaran dan lakukan perbaikan untuk pertemuan berikutnya.

c. Berikan tugas membaca kepada siswa tentang KD atau indikator yang akan dibahas pada pertemuan berikutnya.

d. Buatlah kesimpulan hasil pertemuan saat itu.

 

Tiga keutungan menggunakan teknik ini:

a. Siswa membaca buku sumber

b. Siswa membuat pertanyaan (mencoba mengeluarkan pemikiran dari yang ia baca)

c. Siswa mendengar pertanyaan dan jawaban pada saat presentasi hasil diskusi

 

Kesimpulan:

1. Jangan berkata tidak bisa jika anda belum mencoba.

2. Jangan berkata sulit jika anda belum mengerjakannya.

3. Jangan berkata ribet jika anda tidak terbiasa.

4. Jangan berkata gagal jika anda belum berulang-ulang melakukannya.

5. Terakhir, orang hebat bukanlah orang yang bisa mengerjakan apa yang bisa dikerjakan oleh orang lain, tetapi orang hebat adalah orang yang bisa mewujudkan mimpi-mimpinya danbisa mengerjakan apa yang tidak bisa dikerjakan oleh orang lain.

6. Semoga bermanfaat, amin.

 

Dokumentasi:

Anggota penyaji sedang menuliskan skor yang diperoleh kelompok

Anggota penyaji berperan sebagai penulis kunci jawaban

Tugas guru sebagai juri apakah pertanyaan dan jawaban menyimpang dari KD

Papan tulis untuk menulis skor yang diperoleh kelompok

Proyektor (LKS) untuk menulis kunci jawaban

Antusiasme kelompok yang menjawab pertanyaan dari penyaji

 

Penyaji

 

Diskusi Kelompok Pada saat mambuat kuis aksara bermakna

 

20 Desember 2010 Posted by | Penelitian Tindakan kelas | Tinggalkan komentar